Ternyata tak semua orang menginginkan untuk terus merokok sepanjang hidupnya. Banyak pecandu yang ingin tobat dari kebiasaan merokok Banyak pecandu rokok yang menginginkan untuk menghentikan kebiasaan merokoknya, beberapa di antaranya masih mengalami kesulitan dalam memulai proses berhenti merokok. Selain iu, tindakan pencegahan untuk mencegah para remaja mencoba merokok juga amat perlu.
Dilakukannya kampanye “anti rokok” dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan dalam merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat remaja mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.Dukungan sosial baik dari keluarga atau masyarakat untuk berhenti merokok Program iklan layanan masyarakat di TV tentang ajuran tidak merokok atau menampilkan tokoh idola atau model yang tidak merokok.
Untuk para pecandu yang ingin tobat, mereka harus menjalani terapi berhenti rokok. Ada dua syarat pokok sebelum terapi,yaitu yang pertama adalah “niat”, perlu ditumbuhkan niat dalam diri seseorang untuk mau berhenti merokok.Syarat yang kedua adalah adanya dukungan dari orang-orang terdekat yang berpengaruh terhadap perokok, karena disamping adanya keinginan dari dalam atau niat perlu juga dukungan dari luar atau lingkungan terdekat. Disamping kontrol diri, adanya kontrol dari orang lain sangat membantu kesuksesan perokok untuk berhenti merokok.Ken Doss (Suwarti, 2007) memberikan penjelasan tentang salah satu metode yang bisa diterapkan untuk membantu perokok yang ingin berhentidari kebiasaan merokok, yaitu dengan metode “warm pheasant ” melalui beberapa tahapan, yaitu:
Tahap I, merupakan tahap persiapan untuk berhenti merokok (biasanya berlangsung skitar 1 minggu), yaitu dengan cara: Menandai tanggal berniat untuk “berhenti merokok” pada kalender seminggu sebelumnya. Tiap batang rokok yang telah dihisap ditandai dengan/ dan dimasukkan dalam bungkus rokok Setiap ada keinginan merokok tundalah selama 10 menit. Kumpulkanlah puntung-puntung rokok yang telah dihisap dalam “botol puntung rokok”, pandangi dan pikirkanlah ternyata begitu banyak rokok yang telah anda hisap selama seminggu.
Tahap II, merupakan tahap untuk berhenti merokok (kira-kira berlangsungselama 1-2 munggu), yaitu dengan cara: Buang semua rokok dan peralatan atau barang-barang yang berkaitan dengan rokok, misalnya asbak, korek api, dll. Bila muncul keinginan merokok, usahakan rileks, tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan secara perlahan-lahan. Ulangi teknik ini selama 5-10 menit.Mengubah kebiasaan yang dapat mengingatkan pada rokok, misalnyas etelah makan langsung pindah tempat atau melakukan aktivitas lain sebelum berfikir untuk mengambil rokok atau dengan makan permen setelah makan. Jagalah tangan untuk selalu sibuk dengan memegang sesuatu misalnya pena atau HP. Membuat “bank rokok” yaitu kumpulkan uang yang seharusnya untuk membeli rokok ditabung dan lihat berapa jumlahnya uang yang terkumpul.
Tahap III, merupakan tahap hidup tanpa rokok (kira-kira sekitar 3 bulan waktu yang dibutuhkan untuk berhenti merokok), yaitu dengan cara: Ingatlah selalu bahwa kecanduan merokok “pasti berlalu”Selalu perbaharui komitmen untuk menjauhi rokok setiap hari. Hati-hati dengan penggoda (bisa teman, sahabat atau pacar yang akan mengembalikan pada kebiasaan merokok). Berbicaralah dan carilah dukungan dari teman-teman yang tidak merokok Buatlah daftar keuntungan yang telah diperoleh selama berhenti merokok, misalnya: badan terasa lebih sehat, makanan terasa lebih enak, baju tidak bau, hemat, dll. Lakukan selalu teknik relaksasi untuk mengurangi dorongan merokok dan mengubah kebiasaan-kebiasaan yang mengarah ke kecenderungan merokok.
Motivasi awal untuk berhenti merokok dapat diperoleh dari berbagai macam sumber yang berbeda pada setiap orang. Misalnya, dari perubahan cara pandang beragama dari ritualitas menjadi pemaknaan (penuh kesadaran), ataupun dapat juga dari tekanan sakit fisik yang amat kuat dengan risiko tinggi (kematian) apabila tidak menghentikan perilaku merokoknya. Keberhasilan berhenti merokok berbeda satu dengan lainnya, tergantung pada penyebab awal merokok, rentang waktu menjadi perokok, dosis rokok yang dihisap, dan kuatnya gejolak yang dialami. Dan bukan merupakan hal yang mudah untuk dapat berhenti merokok meski telah memiliki keinginan. Terutama seorang perokok yang berada pada level merokok yang berat, yakni rentang waktu yang lama dan dosis yang tinggi maka akan dibutuhkan usaha yang lebih keras untuk dapat berhenti merokok. Sebaliknya gejolak atau lika-liku pengalaman merokok yang semakin banyak, rumit dan terasa berat oleh perokok, maka akan semakin memperbesar potensi perokok tersebut untuk berhenti, karena gejolak yang terjadi dapat menimbulkan kesadaran yang pada gilirannya akan memunculkan kesadaran untuk menimbang (evaluasi) perilaku merokoknya.
Referensi:
Buchanan K. (2006). Quit Smoking for Chicks. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia
Efendi, Mohammad. Penggunaan Cognitive Behavior Therapy untuk Mengendalikan Kebiasaan Merokok di Kalangan Siswa melalui Peningkatan Perceived Self Efficacy Berhenti Merokok. (http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/56/ penggunaan.htm. diakses tanggal 06 Maret 2012)
Husaini, Aiman. (2006). Tobat Merokok: Rahasia dan Cara Empatik Berhenti Merokok. Bandung: Pustaka IIMaN,
Jacken, A (2002). Bye-bye Smoke: Buku Panduan Ampuh untuk Berhenti Merokok.Jakarta Barat: Nexx Media
Nainggolan, DR. (2006). Anda Mau Berhenti Merokok? Pasti Berhasil.
Bandung : Indonesia Publishing House
http://www.pikiran-rakyat.com/ artikel/ 0802.htm. Perlu Tekad Besar Hidup tanpa Merokok. diakses tanggal 6 Maret 2012
http://www.antirokok.or.id/ berita/berita_rokok_kesehatan.htm.Merokok dan
Kesehatan. diakses tanggal 6 Maret 2012